Minuman bersoda atau berkarbonasi sering dituding sebagai salah satu penyebab masalah gangguan pencernaan seperti GERD. Menurut pakar gastroenterology, Ari Fahrial Syam, GERD adalah suatu penyakit asam lambung yang naik ketas, dimana kondisi itu merupakan sesuatu yang tidak normal. “orang yang menderita GERD biasanya mengeluh panas dada seperti terbakar. Karena asam lambung yang naik ke dada bisa menyebabkan rasa panas dan lidah terkadang menjadi pahit”. Jelas Ari Fahrial, pada diskusi media bertajuk “Kupas Fakta Tentang Karbonasi Dalam Minuman” di Jakarta, Rabu (2/4).
Menurut dia, konsumsi minuman berkarbonasi oleh seseorang dalam kondisi yang sehat dalam jumlah yang wajar tidak akan menimbulkan gangguan terhadap kesehatan lambung. “minuman karbonasi tidak menyebabkan GERD. Gangguan ini disebabkan karena pengosongan lambung yang terlalu lama dan juga konsumsi cokelat, kopi dan juga akibat stress”. Paparnya. Namun ia juga tidak menganjurkan kepada pasien GERD untuk minum minuman berkarbonasi. “Bagi yang sehatpun, minum sewajarnya. Karena apapun yang berlebihan itu pasti tidak baik.” Tambahnya.
Ahli Gizi dan Pakar Teknologi Pangan, Made Astawan Menambahkan, Saat tertelan, sebagian besar karbonasi dalam minuman bersoda sebenarnya tidak sampai ke lambung. Karena sebagian gas telah menguap saat pertama kali tutup kemasan dibuka. “Gelembung yang tersisa dalam minuman akan segera diserap melalui dinding saluran pencernaan.” Jelas dia. Menurutnya, jumlah yang diserap tubuh tersebut relative sangat kecil dibandingkan dengan jumlah karbondioksida yang dihasilkan tubuh kita secara terus menerus secara alami, yaitu pada saat metabolism karbohidrat, protein dan lemak menjadi energi.